Assalammualaikum....

Perkenankan, saya ibu tiga putri yang cantik-manis-cerdas berbagi cerita dengan pengunjung blog ini. Semoga memberi manfaat bagi yang lain...
Powered By Blogger

Rabu, 16 Maret 2011

"Abul.........selamat Jalan Nak..."

Aku dan Abul adalah tante dan keponakan. Namun, jarang bersua karena jauhnya tempat tinggalku dan tempat tinggalnya. Abul tinggal dengan orang tuanya, adik sepupuku di pucuk gunung Lawu sana. Pernah sekali aku ke rumah joglonya, dengan rumput Jepang yang subur menutup halaman rumahnya. Di belakang rumahnya ada kebun rambutan yang kala itu sedang berbuah. Kunjunganku kira-kira lebaran 2 tahun yang lalu. Abul masih berumur 3 tahun.
Abul, tumbuh sejak bayi dengan kelainan jantung bocor. Masih kuingat...,waktu menangis  saat masih bayi, badannya akan berubah warna biru, telapak tangannya kebiruan. Bahkan sampai di 3 tahun pertumbuhannya Abul hidup dengan kelainan itu, yang membuat hidupnya tidak nyaman. Lelah sedikit karena bermain, nafasnya terengah dan kulitnya membiru. Bibirnya yang kecil tak pernah bewarna merah, selalu gelap dan pucat.
Orang tuanya tak mampu memberi pengobatan lebih baik lagi, karena ayahnya hanyalah seorang tukang bakso keliling di kampungnya yang sepi.
Abul, jarang sekali aku menengoknya. Terakhir bertemu, saat pemakaman mbah kungnya di Madiun tahun lalu. Meski sakit-sakitan, Abul anak yang ceria.
Lama tak kudengar cerita tentangnya, hingga suatu saat kuterima berita Abul yang kini duduk di TK telah tiada. Kupikir, Abul telah kalah oleh penyakitnya. Aku bahkan tidak mengantar kepergiannya, karena kami semua terlambat menerima kabar kematiannya. Ternyata aku salah mengira....Abul pergi karena ditabrak sepeda motor, yang melaju dari atas tanpa suara (jalan turun dan mesin dimatikan) kepalanya pecah karena seretan sepeda motor itu. di depan sekolah Dan malangnya...yang menabrak adalah gurunya sendiri.
Oalah Le-le......., maafkan kami semua, semoga engkau damai dalam dekapan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar