Assalammualaikum....

Perkenankan, saya ibu tiga putri yang cantik-manis-cerdas berbagi cerita dengan pengunjung blog ini. Semoga memberi manfaat bagi yang lain...
Powered By Blogger

Selasa, 08 Maret 2011

"CIPTAKAN MIMPIMU................RAIH IMPIANMU"

Farah in pose at Singapur
ni adalah sekelumit cerita, bahwa sebuah impian, adalah sebuah target, dan suatu rencana, bisa terwujud bila kita berusaha meraihnya. Suatu pembuktian, bahwa teori itu benar, bukan hanya kata2 mutiara, bukan sekedar kalimat motivasi belaka. Pengertian inilah yg hari ini kutanamkan, aku ajarkan kepada si sulung Farah. Saat yang tepat untuk megajarkannya membentuk mimpi, visi, dan rencana masa depan, serta bagaimana mimpi dan rencana itu bisa terwujud. Karena hari ini dia sudah membuktikan kebenarannya.

Awal ceritanya.............
kala itu Farah masih duduk di bangku kelas VI SD. Pada saat itu di kabupaten Pacitan diadakan Jambore Kesenian Nasional yang diikuti oleh kontingen Pramuka seluruh wilayah Indonesia. Salah satu agenda acaranya adalah kunjungan atau anjangsana ke sekolah-sekolah yang ada di Pacitan. Sekolah Farah (SD Baleharjo 2), kedatangan tamu rombongan Pramuka dari Kalimantan. Di kesempatan itu dia berkenalan dengan “kakak-kakak” barunya. Rupanya di sangat terkesan dengan cerita dan penampilan “kakak-kakak”nya itu. Sewaktu pulang sekolah, dia cerita betapa menariknya jadi anak Pramuka. Kelihatan berwibawa, ramah, trampil, sepertinya menyenangkan sekali. Juga pernyataan : “hebat ya ma....dia bisa mewakili daerahnya ke tingkat nasional”. Mungkin, dia berpikir, mereka kan dari jauh-jauh, Kalimantan, bisa sampai ke Pacitan mengikuti even setingkat nasional. Kemudian di berkata lagi : “Bagaimana caranya mereka bisa terpilih?” Mungkin dia juga berikir, bahwa terpilihnya mereka sebagai kontingen pasti bukan karena kemujuran belaka. Pasti ada upaya-upaya adu ketrampilan dan kepintaran untuk mencapainya. Pada kesempatan itulah...saya ceritakan bahwa di tahun 1986, juga menjadi kontingen Jambore Nasional Pramuka yang dilaksanakan di Cibubur Jawa Barat. Wah, rupanya dia tertarik dan banyak hal ditanyakannya. Seperti apa saja test seleksinya, apa saja kegiatan di sana, dll. Sekelumit ucapan (yang serasa bagai mantra di telingaku) yang kuingat dari bibir kecilnya : “aku pengin bisa seperti kakak-kakak itu. Kapan lagi ada Jambore Nasional ya ma...aku harus ikut” Sekelumit dialog sore itu selesai, dan aku sudah sibuk memikirkan hal-hal lain. Tak kusangka, keinginan itu seperti diukir oleh anakku di lubuk hatinya, keinginan itu ternyata menjadi mimpinya.

Waktu berlalu, hari berganti.....

Dia sudah menjadi siswa di SMP pilihannya, sebuah SMP yang bagus, sebuah kelas yang bukan kelas biasa, sesuai keinginannya.

(O ya...sedikit refresh tentang sekolah SMP ini. Farah harus mengurus segala sesuatu berkaitan dengan pendaftaran SMP RSBI sendirian. Mulai pendaftaran hingga pengumunan, aku tidak berada di sampingnya. Karena saat itu aku lagi cuti persiapan persalinan anak ke tiga dan posisiku di Madiun. Acung jempol dengan keputusan dan segala langkahnya yang tidak keliru. Dia anak yang mandiri).

Suatu saat, di awal sekolah SMP, dia minta pendapatku apakah benar memilih kegiatan ekskul PMR dan Pramuka? Seratus persen saya mendukungnya (dan sekali lagi acung jempol untuk pilihannya). Saya katakan, itu kegiatan yang sangat positiv karena melatih kemandirian, ketrampilan, persaudaraan dan banyak ilmu lain yang tidak diajarkan dalam kurikulum mata pelajaran di bangku kelas, namun penting dalam hidup kita.

Hari-hari berlalu......

Dia serius dan sangat menikmati kegiatan pramukanya. Hyking, cykling, persami, outbond, latihan ketrampilan, kesenian......semua dia lakukan ibarat lagu “disini senang....disana senang...dimana-mana hatiku senang...tralalalala-lalala-lalalala-....”

(Sekilas Info : Salah satu ekskul yang diambilnya kemudian, dan juga mendapat dukunganku adalah ekskul tari tradisonal. Bahkan, dia sudah unjuk ketrampilan menarinya di Negri Singa, sewaktu ikut kegiatan sister school di Singapura. Ekskul drumband juga diikutinya, dan tahun ini dia dipercaya jadi gitapati )

Berkat keseriusannya dalam kegiatan Pramuka, suatu saat, regu yang dipimpinnya menang dalam LT Tingkat Kabupaten, dan berhasil mewakili kabupaten pacitan pada LT II di Pasuruan pada tahun 2009. Semakin semangat, saat dia mendengar tahun 2011 akan diadakan Jambore Nasiobal. Bayang-bayang Jambore Nasional terus menginspirasi. Dia terus bermimpi, dan berkali-kali disampaikannya keinginan itu. Apapun issue tentang pelaksanaan Jambore Nasional selalu disampaikan kepadaku. Kadang-kadang dia kesal....waktu mendengar kontingen Pacitan hanya akan memberangkatkan regu putra, akibat keterbatasan dana. Dia juga pernah sedikit berharap, ketika mendengar berita peserta Jamnas akan dipilih melalui seleksi dan lelang, karena Kwarcab tidak memiliki cukup anggaran. Otomatis, jika saya mampu membiayai dan dia lolos seleksi, akan terwujud mimpinya ikut Jamnas. Juga pernah kecewa, ketika mendengar Jamnas tidak jadi diadakan tahun ini, yang artinya, dia kehilangan kesempatan. Karena Jamnas tidak mungkin mengikutkan peserta kelas IX SMP ataupun kelas diatasnya. Begitulah.....suasana hatinya sangat labil terkait pelaksanaan Jamnas.

Meskipun pelajaran sekolahnya sangat menyita waktu, kegiatan ekskul Pramuka tetap dijalaninya dengan riang dan semangat. Sebagai mantan anggota Pramuka, yang merasakan betul manfaat kegiatan itu dalam kehidupan saya, saya sangat mendukungnya. Apapun permintaan bantuan untuk suksesnya kegiatan Pramuka di sekolahnya, saya lakukan semampu saya. Termasuk, saat dimintai dukungan merealisasi konsumsi dengan budget yang minim, untuk lauk yang nikmat bagi 100 org anak. Hehehe....saya melakukannya dengan senang hati.

Lalu........ siang kemarin dia minta aku segera menjemputnya di sekolah (padahal jam belajar belum usai) , karena akan da seleksi peserta Jamnas (kebetulan saat itu jam istirahat siangku). Sambil kubonceng dia cerita , kontingen Jamnas Kabupaten Pacitan sudah ditunjuk oleh Kwarcab dari perwakilan sekolah-sekolah se-kabupaten Pacitan. Sekolahnya, telah menunjuk Agam dan Rossy sebagai wakil peserta Jamnas dari SMP 1 (menurut info sih sebenarnya Farah yang ditunjuk sebagai wakil putri dari sekolahnya, hanya karena dari kleas RSBI yang sama dengan wakil putra, dipilihlah wakil putri yang lain, dari kelas reguler. Dan dia bisa memakluminya). Ternyata untuk regu putri, masih kekurangan 1 orang, dan ditawarkan untuk siapa yang berminat melalui seleksi di Kwarcab. Ternyata anakku masih berharap mimpi yang dibangunnya menjadi kenyataan. Dia nekat ambil peluang itu, atau gagal meraih mimpi. Waktunya mepet, aku masih harus menjahitkan TKU di seragamnya, menyetrika seragam yang masih lembab di jemuran, sambil makan dia menghapal materi yang mungkin diujikan. Sambil mencium tanganku dia berpamitan : “ma...doakan aku terpilih ya...”. Langit yang kurang ramah, mendung tebal menggantung, tidak menyurutkan semangatnya sedikit pun. Tidak berapa lama sms darinya masuk, dan isinya tetap : “ma....doakan aku terpilih ya....”. Woalah nduk...nduk..... , semoga Gusti Allah memberi rahmat kepadamu. Aku benar-benar berdoa...menundukkan kepala di meja kerjaku, mengirim Fatihah dan mohon Allah memberinya kemudahan. Akupun yakin....doa seorang ibu, mujarab bagi anaknya.

Malam harinya......Farah tidak bisa nyenyak tidur menunggu berita, apakah dia layak menjadi peserta Jamnas. Sebab...,pengumuman seleksi tadi akan disampaikan pertelepon kepada yang lolos seleksi. Akupun jadi ikut berharap, hingga akhirnya sms kabar gembira diterimanya pagi ini, bahwa dia lolos seleksi sebagai peserta Jamnas 2011 yang akan diselenggarakan di Palembang pada Juni nanti. Betapa senangnya anakku....buncah-buncah kebahagiaanya ikut kurasakan. Mimpinya sudah di depan mata.......Kadang aku masih tak percaya : Sejak SD dia katakan akan ikut Jambore Pramuka tingkat Nasional, sekarang......tiket untuk itu sudah dia dapatkan. Tentu saja....bukan dengan mudah dia peroleh kesempatan itu. Dia telah memenangkan persaingan merebut 1 kesempatan. Karena itulah....semoga dia paham, bahwa kesuksesan diawali dari mimpi, dan kita harus berjuang menggapai mimpi itu. Dan aku semakin percaya akan kekuatan doa seorang ibu untuk keberhasilan anaknya.

“Ya Allah, puji syukur atas segala karunia dan nikmatmu. Amiinnn...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar