Assalammualaikum....

Perkenankan, saya ibu tiga putri yang cantik-manis-cerdas berbagi cerita dengan pengunjung blog ini. Semoga memberi manfaat bagi yang lain...
Powered By Blogger

Rabu, 20 April 2011

ANTARA KERJA & KELUARGA

Duuuhhh.............,ternyata  menjalani profesi sebagai wanita pekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga, bukanlah hal yang mudah. Seringkali berhadapan dengan dilema perasaan bersalah harus meninggalkan anak-anak untuk bekerja. Disatu sisi, profesi sebagai wanita pekerja adalah kepuasan aktualisasi diri (selain juga tuntutan kemapanan ekonomi), di lain sisi.....kodrat sebagai seorang ibu tidak mungkin kita hindari. Meski kita telah berjanji pada diri kita sendiri, bahwa akan menjalani dua dunia ini sekaligus, apapun resikonya, akan secara adil mengatur jadwal sebaik-baiknya,  namun pada kenyataannya seringkali kita dipusingkan oleh dua urusan ini saat keadaanya berbenturan dan saling menuntut waktu kita. Bahkan terkadang, kita harus mengalahkan satu dengan yang lain.

Jujur..........,dalam hati tentu keluarga adalah prioritas, karena disitulah sebenarnya kodrat para wanita berada, tempat sejati kaum hawa.
Namun, manakala kita sudah memutuskan untuk berkarier, entah apapun tujuan dan alasannya, sebenarnya kitapun tidak boleh menomor duakan hal ini. Karena, kita mestinya harus konsekwen dan bertanggung jawab atas semua tugas pekerjaan yang kita ambil. Lantas, bagaimana kita menyikapi dua kehidupan yang sama-sama memberi arti bagi kita, sehingga kita bisa menjalaninya dengan nyaman, tanpa merasa bersalah kepada salah satu sisi kehidupan kita tersebut? Mungkinkah tetap ingin mengejar karir dan tetap memprioritaskan keluarga? Cara terbaik untuk mendapatkan keseimbangan antara tuntutan sebagai orang tua dan karir memang tidak mudah. Tetapi dengan menerapkan langkah-langkah berikut, mungkin akan membantu meminimalisir kesenjangan posisi sebagai ibu dan wanita karir.

  • Komunikasi
Pada perkembangan tehnologi yang demikian pesat dan canggih, banyak cara bisa dilakukan untuk tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak. Manfaatkanlah kecanggihan tehnologi ini untuk terus memantau kegiatan anak. jangan sampai kita kehilangan komunikasi dan kontrol terhadap anak hanya karena kita sedang sibuk bekerja. Tidak mungkin sama sekali tidak ada kesempatan untuk melakukan komunikasi dengan anak-anak. Dan sebenarnya, dengan mengetahui anak-anak dalam kondisi baik-baik saja, akan membantu meningkatkan spirit kerja kita.
  • Atur Keseimbangan Jam Kerja
Manfaatkanlah jam kerja sebaik-baiknya, sehingga pekerjaan hari itu terselesaikan. Dengan demikian, kita akan pulang ke rumah tanpa PR tugas kantor. Jangan membawa urusan kerja di rumah, karena  di rumah, waktu yang ada penuh untuk memberi perhatian kepada anggota keluarga. Nikmatilah waktu yang berharga itu.
  • Jalin Kerjasama
Mintalah bantuan untuk menyelesaikan tugas rumah kepada anggota keluarga. Keluarga, sesungguhnya adalah sebuah team, dan saat-saat bekerja sama ini pun sebenarnya adalah wujud keharmonisan sebuah keluarga. Jika anak-anak kita cukup besar, mungkin dapat meminta bantuan dari mereka untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah. Atau bisa juga meminta bantuan suami. Diskusikan dengan orang-orang sekitar  tentang bagaimana semua dapat berkontribusi untuk membantu proses transisi kita sebagai wanita  karir dan ibu rumah tangga
  • Manfaatkan Cuti
Manfaatkanlah cuti dengan bijaksana. Gunakanlah kesempatan cuti untuk lebih mengeksploitasi cinta kasih dan kebersamaan kepada keluarga. Jadi, ambilah cuti dengan alasan yang bukan hanya karena perlu istirahat. Kumpulkankanlah berbagai alasan, sehingga kita perlu ambil cuti pada satu waktu untuk berbagai kepentingan. Misalnya, anak libur sekolah, lama tidak mengunjungi orang tua, capek dengan pekerjaan dan perlu istirahat, tabungan cukup untuk melakukan travelling,....nah saat itulah kita perlu ambil cuti. Lakukankanlah hal-hal yang menyenangkan bersama keluarga disaat cuti dari pekerjaan.
  • Manfaatkan kesempatan dalam Kesempitan
Luangkanlah waktu, walaupun sedikit, untuk berinteraksi. Usahakanlah pulang ke rumah sebelum anak-anak tidur, sehingga kita masih memiliki waktu untuk menyapa, memeluk, mendengarkan keluh kesah dan suka duka anak-anak, menemani makan malam dan mengantarnya tidur. Hal ini akan meyakinkan anak-anak, bahwa ibunya cukup perhatian dan kasih sayang, meskipun harus bekerja. Dan mereka tidak akan meragukan cinta kasih kita.
  • Kualitas Interaksi lebih penting daripada kuantitas interaksi
Meskipun lelah, hindarilah kebiasaan pulang ke rumah, lantas beritirahat begitu saja tanpa peduli kepada anak-anak. Sekali dua kali kita melakukan hal itu, kita akan kehilangan perhatian dari anak-anak, karena mereka pun akan tidak peduli kepada kita. Mereka akan beranggapan, kita tidak penting. Ada atau tidak ada kita dirumah, tidak berbeda bagi anak-anak. Jadikanlah waktu anda di rumah betul-betul memberi makna kepada anggota keluarga. Sehingga kehadiran kita selalu dirindukan
  • Bersiaplah untuk Hal Yang terduga
Segala sesuatu bisa saja terjadi di luar kendali kita. Jadi, bersikaplah fleksibel dan realistis. Persiapkan diri untuk hal-hal darurat di luar perencanaan, Hal yang biasanya sering terjadi adalah  anak tiba-tiba sakit maupun pembantu tiba-tiba tidak dapat bekerja karena sesuatu hal. Mungkin akan sedikit membuat jadwal kacau, namun dengan komunikasi yang baik dengan suami, famili, rekan kerja maupun atasan, kekacauan kecil ini bisa diatasi. Jangan gengsi meminta bantuan bila memang kita memerlukan. Dan sebaliknya, jangan sulit mengulurkan bantuan bila kita bisa melakukan.

Semoga dengan memahami beberapa hal diatas akan mempermudah hidup kita di dua dunia, dan keseimbangan antara kerja dan keluarga bisa kita capai. Sukses buatmu para ibu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar