Assalammualaikum....

Perkenankan, saya ibu tiga putri yang cantik-manis-cerdas berbagi cerita dengan pengunjung blog ini. Semoga memberi manfaat bagi yang lain...
Powered By Blogger

Senin, 14 Maret 2011

Cerita Yang Sempat Hilang..., (memperingati 2 tahun pengabdian Mak No)

Keakraban MakNo & Feby
Ketika sedang bersih-bersih data di flashdiskku, kutemukan tulisan di bawah ini (yang tercetak miring). Terdapat tanda bahwa tulisan ini pernah aku share di akun facebook-ku dengan judul "Pembantu Plus-plus...". Sebelum dibuang, ehmm...aku share lagi di sini dulu ah..sayang kalo langsung di "delete" ke keranjang sampah. Di situ tertulis cerita :

Pembantuku ada 2 orang dengan 2 kepribadian bagaikan bumi dan langit, laksana laut dan gunung, seumpama garam dan gula. Walau begitu, mereka kini bisa kompak dan saling mengerti. Buktinya...awet kerja di rumah tanpa cekcok. ..memang terkadang ada selisih paham, tapi mereka bisa menyelesaikan dengan baik. Ya itu tadi...karena mereka adalah 2 insan yg berbeda. Yang satu kalem, nrimo, yang satunya trengginas.
Yang kalem, namanya JUMIRAH yang trengginas namanya JUMILAH. Nama panggilan mereka sama, yaitu sama-sama biasa dipanggil "jum". Meski namanya sama, mereka bukan bersaudara, apalagi saudara kembar. Makanya, kalo kami panggil Mak Jum, bisa rancu siapa yg dipanggil. Karenanya, yg kalem biasa kami panggil mak Jum (krn rambutnya keriting, lebih sering dipanggil mak kriting). Dan yang satu , kami panggil mak No (krn suaminya namanya Larno).
Mak No,
  • tugas utamanya ngemong, merawat dan mengurusi ragilku yg kini berusia 7 bulan. Lainnya, bantu-bantu beres-beres rumah.
  • kalo ngomong nyap-nyap-nyap....kadang agak "keras/kasar" (ketika ngobrol sama mak Kriting)
  • sangat terbuka...tapi kadang juga berbohong
  • seringkali dia sok tahu
  • bau badannya khas...lumayan memabokkan (karena itu, begitu masuk jadi asisten, kuberi dia banyak pakaian agar sering ganti, dan kuwajibkan jaga kebersihan diri)
  • sangat energik (meski sakit), sepertinya tidak pernah capek
  • sangat ramah pada siapa saja, mudah bergaul dan menyesuaikan diri. Cuma jeleknya...suka ikut campur kalo aku sedang ngomomg sama org laen (dan kebetulan dia ikut bersamaku)
  • Kerjanya ekspress, tapi kurang rapi dan kurang bersih. Ah..., itu sudah lumayan, kekurangannya aku yang melengkapi. Toh, tidak ada orang yang sempurna.
Mak No,
Sangat loyal kepada keluarga besarku. Sangat mengasihi semua anak-anakku, terutama si beby.
Dia telaten merawat bayi, merawat betul-betul dengan hati. Dalam asuhannya, si kecil jarang rewel ato nangis (kecuali sedang sakit). Meski ilmu merawatnya, sangat ndeso...yang penting tidak membahayakan si kecil, tapi justru membuat bebyku tambah pintar (krn dia banyak omong, suka ngidung, nembang dan kendangan)
Pasti sulit menemukan pembantu se loyal dia, se setia dia....
Nilai plusnya lagi....
Suaminya tukang becak. tidak punya tempat tinggal tetap alias nomaden. Selain mbecak punya usaha kecil-kecilan jual kelapa, kelapa muda, pisang, pete dan hasil kebun apa aja yg bisa dijual ke pasar. Karena gak punya tempat berteduh, tempat bermalam....dia kuijinkan mangkal becak di depan kantor tempatku kerja. Kalo malam dia gabung ma satpam, nemenin jaga, ngobrol sambil istirahat. kalo pagi gak segan nyapuin halaman, mbantuin mompa ban sepeda anak-anak, kalo hujan ngantar anak2 sekolah pake becaknya, ada kran rusak, genteng bocor, jemuran patah, dia tukang mbetulinnya, nyiramin kembang....imbalannya: segelas kopi pagi sore.
Ngomong-ngomong soal usaha kelapa dan kelapa muda (degan)nya, setiap hari selalu ada yg disisakan untuk kami sekeluarga (soorry, aku gak minta lho...selalu sdh ditaruh di dapur bawah meja). So....minum es kelapa muda sudah gak perlu beli, bisa tiap hari.
Kelapa-kelapa yg sdh terlau tua (kering, biasanya gak laku), terlalu kecil (gak laku jg), sering ditaruh begitu saja dirumah. Kalo sdh ngumpul banyak, istrinya (mak No) akan membuat minyak kelapa. sedap sekali makan tempe yg digoreng dengan minyak kelapa. ampas minyaknya, alias blondonya, enak juga dimakan dengan nasi panas plus sambel bawang (tapi banyak klesterolnya tuh...)
Jadi, bersyukur sekali aku mendapatkan PRT seperti mak NO. Ini baru PRT plus-plus-plus


2 Tahun Masa Pengabdian Mak No

Mak No telah mengabdi padaku 2 tahun ini. Sejak si Ragil bayi merah hingga kini bisa menyanyi dan berlari. Kini mak No kerja sendirian di rumahku. Beberapa kali kucarikan partner...,selalu saja timbul masalah. Biasanya, Mak No yang meminta mereka di PHK saja, karena males, lebih banyak dia yang kerja. Akhirnya, dia kerjain semuanya sendiri, ya momong, ya cuci ,ya setrika....dan bayarannya aku naikkan. Tapi lama-lama tentu dia kualahan, dan pernah jatuh sakit karena kelelahan. Kuputuskan ambil asisten baru dengan sistem pocokan (tidak menginap di rumah, untuk menghndari konflik antar PRT), khusus untuk setrika. Sebab, setrika sangat menyita  waktu, biasanya dikerjakan Mak No malam setelah si kecil tidur. Padahal harusnya malam pun dia segera istirahat, untuk persiapan kerja esok hari. Kebijakan ambil asisten setrika ini, tidak mengurangi gaji Mak No setelah kunaikkan. Yang penting, dia gak terlalu capek, jadi bisa ngemong anak-anakku lebih fokus lagi.
Sebisa mungkin, aku peduli dengan hal-hal kecil kepentingan pribadi Mak No. Bagaimanapun, dia makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain, dia masih punya ibu yang sudah sangat renta di kampungnya dan hidup sebatang kara. Dia masih punya anak-mantu dan cucu yang selalu menghiasi rindunya. Sehingga...,mau gak mau aku harus memberinya waktu untuk kehidupan pribadinya. Sebulan sekali dia wajib pulang nengok simboknya. (kubayangkan...andaikan simboknya itu aku, dan Mak No anakku....sehingga aku selalu rela dia pulang nengok ibunya). Minimal 3 bulan sekali dia akan nengok cucunya. Lama liburnya tidak tentu, tergantung keperluan. Kadang bisa cepat....kadang juga lama (seminggu). Meski bila libur terlalu lama aku jengkel...aku tidak bisa memarahinya. Sebab.........jujur aku sudah cocok sama dia, dan masih membutuhkan dia membantu pekerjaan rumahku. Jadi ,sebisa mungkin aku memaklumi dan bersabar. Sehingga....Mak No sampai sekarang masih mengabdi pada keluargaku. Bahkan aku sudah menaikkan gajinya lagi awal tahun ini. Hanya.....atas dasar kesepakatan,kenaikan sebesar Rp. 50.000,- ini tidak kuserahkan langsung setiap bulan, tetapi aku simpan dan akan aku berikan lebaran nanti. Jika kuhitung-hitung, lebaran nanti akan lumayan rupiah yang dia bawa pulang. Yaitu :
  • Gaji bulan Agustus                        Rp.  450.000,-
  • Tabungan Rp. 50.000 x 8 bulan    Rp.  400.000,-
  • THR nya dia sebesar 50% gaji      Rp.  225.000,-
  • Jumlah                                         Rp. 1.075.000,-
Jumlah itu pasti masih akan ditambah oleh-oleh sembako dan kue-kue lebaran
Sungguh......semampuku aku ingin dia merasa senang di hari lebaran nanti. Bukan hanya dengan harapan supaya dia segera kembali, tapi lebih karena aku menghormati (bukan menghargai) pengabdiannya pada keluarga kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar