Assalammualaikum....

Perkenankan, saya ibu tiga putri yang cantik-manis-cerdas berbagi cerita dengan pengunjung blog ini. Semoga memberi manfaat bagi yang lain...
Powered By Blogger

Jumat, 11 Maret 2011

Istri Yang Kreatif


IWAK KALI CRISPY
Mendung, gerimispun mulai turun rintik-rintik. Pagi ini aku mengunjungi rumah karyawanku (tepatnya security kantorku) karena ada keperluan. Membahas rencana rekreasi kantor besok, jadi atau tidak dilaksanakan besok minggu, mengingat beberapa anak-anak karyawan yang masih balita kurang sehat (batuk pilek panas) dan mempertimbangkan cuaca beberapa hari ini mendung. Acara rekreasi di hari libur besok akan percuma bila anak-anak dan istri karyawan banyak yang tidak ikut. Kebetulan dia yang aku tugasi mencari sewa kendaraan.

Sesampai di rumahnya (baru kali ini berkunjung k rumah barunya yang sederhana dan belum selesai dibangun), ternyata si karyawan itu tidak berada di rumah. Kupikir dia sedang ke sawah, menggarap lahan yang dipercayakan kepadanya. Sebab, kegitatannya selepas jaga malam adalah menggarap sawah, baik miliknya sendirI, maupun milik orang tua yang dipercayakan kepadanya. Ternyata menurut keterangan istrinya, dia lagi menjala (cari ikan di sungai atau di sawah-sawah yang tergenang air menggunakan jala). Biasanya yang didapat jenis ikan mujair yang masih kecil-kecil. Dari obrolan dengan istrinya, aku sempat surpraise dengan kerjasama yang bagus dalam keluarga kecil ini. Dan ternyata menjala ikan, sudah lama dilakoni suaminya, dari sekedar iseng mengisi waktu luang, hingga akhirnya jadi usaha sampingan yang dapat mempertebal isi dompetnya.

Cerita istrinya, ikan hasil menjala musim hujan seperti ini lumayan banyak.  Karena makin hari ikan tangkapan lumayan banyak, bosan juga kalo tiap hari terus menerus makan ikan goreng ini. Dan oleh istrinya ikan-ikan itu diolah menjadi lauk atau camilan ikan goreng yang crispy. Awalnya hanya digoreng dan dikonsumsi sendiri. Sempat dia tunjukkan hasil karyanya, dan aku mengambil sebungkus untuk mencoba. Rasanya enak, renyah, crispy sampai ke duri/tulang dan kepalanya.. Tidak ada bagian yang tersisa karena tidak bisa dimakan. Tidak ada rasa pahit, khas rasa ikan kali pada umumnya. Ternyata proses pembersihannya sangat teliti dan benar-benar bebas dari kotoran atau bagian pahit pada ikan (isi perut atau insangnya).
Ikan goreng crispy ini dibungkus dengan plastik dan di banderol dengan harga Rp. 2.000,- darinya Kemudian penjual berikutnya menjual kepada konsumen seharga Rp. 2.500,- per bungkus. Bila pembeli menginginkan ikan secara kiloan, dia menjual ikan goreng crispy ini dengan harga perkilo Rp. 60.000. Bahkan menurut ceritanya, beberapa pembeli mengirimkan sebagai oleh2 ke Tanjungpinang, ke Jakarta, ke Madiun dan banyak tempat lainnya. Setiap hari dia memproduksi ikan goreng ini, dengan kapasitas produksi yang tidak tentu, tergantung berapa banyak suaminya membawa pulang hasil jalanya. Sehingga para penggemar ikan crispy ini harus inden dulu.

Sampai beberapa lama kami ngobrol, akhirnya aku pulang meski belum ketemu dengan suaminya, sebab pekerjaan di kantor tidak bisa kutinggal lama-lama.
Beberapa pelajaran penting kupetik dari silaturahmiku hari ini :
  1. Bahwa dalam sebuah keluarga, kerjasama yang baik antar suami dan istri dalam pemenuhan kecukupan ekonomi, sangat diperlukan. Kerjasama seperti ini akan memberi hal-hal yang positiv dalam interaksi antara keduanya. Yaitu kepercayaan, memperkuat kasih sayang, semangat berjuang yang tumbuh secara bersama-sama, keterbukaan dan memupuk rasa percaya diri terhadap masa depan keluarga.
  2. Bahwa seorang istri, tugasnya tidak berhenti hanya mengurus anak, memasak dan menyiapkan makan, mecuci, setrika dan berbenah rumah. Seorang istri juga harus kreatif, dan mampu membagi waktu dari semua jam yang dimilikinya untuk berbagai urusan yang menjadi tanggung jawabnya. Mampu memanfaatkan waktu secara ekfektif dan berdaya guna, adalah salah satu ciri istri yang akan mengangkat derajat keluarganya. Alangkah ruginya seorang pria, bila beristrikan perempuan yang tidak hanya boros uang, tetapi juga boros dalam hal waktu. Karena ini adalah pertanda seorang istri yang pemalas. Bagaimana mungkin istri yang boros ini akan membantu mengangkat taraf hidup keluarga.
  3. Sebenarnya begitu banyak peluang di sekitar kita untuk menambah lembar-lembar rupiah keuangan keluarga. Tinggal apakah kita bisa membaca peluang yang ada? Bila kita mengetahui dan mampu membaca peluang yang ada, apakah kita mampu menangkap peluang itu? Apakah kita mampu menuangkan ide yang kreatif terhadap peluang usaha itu? Dan yang terakhir, apakah kita berani menjalankan peluang itu. Adanya peluang, didukung modal, tidak akan berarti apa-apa tanpa diikuti keberanian untuk menjalankan sebuah usaha.


Saya sungguh-sungguh menaruh kagum terhadap keluarga karyawan yang seperti ini. Dan sangat berharap istri-istri karyawan kreatif bila ada waktu senggang. Seorang yang kreatif, biasanya lebih mudah mencetak uang, dibanding orang yang hanya bermodal kepintaran saja. Saya jadi ingin berkunjung ke rumah karyawan yang lain, mengenal lebih dekat keluarganya, siapa tahu ada inspirasi cerita dari kunjugan itu. Sampai jumpa..............

1 komentar:

  1. Haaiii...., gak sangka bisa ketemu denganmu di blogsphere. Apa kabar, Rachmi? Nice to meet you here.

    Silaturahmi memang memberikan banyak manfaat ya? Aku tunggu cerita silaturahmi selanjutnya. OK?

    BTW, kalau pulang ke Madiun bawa iwak kali crispy gak ya? hehehe

    BalasHapus