Assalammualaikum....

Perkenankan, saya ibu tiga putri yang cantik-manis-cerdas berbagi cerita dengan pengunjung blog ini. Semoga memberi manfaat bagi yang lain...
Powered By Blogger

Selasa, 26 April 2011

Rapat Esok Hari....

pusiiing deeeh!!!
Sebenarnya hari ini, setelah tadi pagi sebelum aktivitas kerja aku berhasil memposting satu tulisanku, aku sudah nggak ingin menulis apapun. Hanya ingin tidur beristirahat. Karena kesehatanku agak drop. Sebelum benar-benar jatuh sakit, rencananya badan ini mau kurekondisi dulu (kaya barang rusak yang mau dijual lagi aja). Bikin jamu, pijat lalu istirahat. Ternyata rencana tinggalah rencana, manakala undangan rapat di Kanwil aku terima via fax. Tertulis, besok pagi 27 April 2011 jam 10 pagi aku sudah harus siap di ruang rapat. Agak gentar juga....karena rapat kali ini akan serius membicarakan kredit macet yang telah kusalurkan. Membicarakan hal ini, sungguh membuat kepalaku mendadak pening, dan bad mod dalam segala hal. Ah, tapi aku gak sendiri kok, 19 orang dengan masalah yang sama akan diberi pencerahan (semoga) oleh pimpinan.


Kredit macet ini di tempatku bekerja, jumlahnya cukup lumayan. Lebih dari harga rumah dan mobil yang kupunya. Jadi..., kalo sampe benar-benar dipermasalahkan, dimintai pertanggung jawaban, akan habis asset yang kupunya dari jerih payah kami bekerja. Karena itu......,aku bertekad menyelesaikan apa yang menjadi beban dan tanggung jawabku secepat mungkin, selagi masih ada waktu. Namun, menagih hutang kepada para nasabah macet dalam kondisi ekonomi seperti ini bukanlah hal yang mudah. Apalagi kredit diberikan tanpa agunan yang berharga. Perlu keuletan, kesabaran dan menahan segala rasa. Mau pakai cara yang keras...........duuuhh, berita di TV tentang para debt colector sudah membuat para pengutang punya kekuatan hanya memberi janji, bukan uang angsuran. 

Sebenarnya aku punya 2 orang tenaga penagih (bukan debtcollector lho ya...) yang membantuku. Sekali lagi.........menagih kredit macet tanpa jaminan bukan perkara mudah, apalagi bila yang penagihan yang kita lakukan tidak boleh dengan kekerasan fisik maupun mental. Karena hal ini menyangkut citra perusahaan tempat aku bekerja. sebagai team, kami telah berusaha. Dan ada hasilnya, meski belum maksimal. Setidaknya, jumlah uang yang macet di tangan nasabah, perlahan tapi pasti bisa kembali.

Whatever......,mungkin yang akan kuhadapi tak seperti yang kubayangkan. Yakin, aku akan hadapi semua dengan tenang dan bertanggung jawab. Satu hal yang teguh kupegang, kelalaian hingga terjadi kredit macet  ini adalah suatu proses pembelajaran. Bukan kesengajaan yang kulakukan untuk kepentingan diri sendiri. Tidak ada gunanya menyalahkan ini dan itu, dia dan anu....
Cukup, fokuskan pikiran untuk menyelesaikan. Bukan demi siapa-siapa, tapi demi tanggung jawab kita, atas amanah yang diberikan, bukan oleh perusahaan, tapi oleh yang Tuhan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar